Selasa, 28 Agustus 2007

Searching for Meaning

Perjalanan waktu terus bergulir dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, minggu ke minggu, hari ke hari, jam ke jam, menit ke menit, detik ke detik dan manusia berada di dalam perjalanan waktu tetapi apakah itu waktu ? Agustinus pernah berkata ?jika engkau tidak pernah bertanya kepadaku apa itu waktu maka aku telah menganggap diriku tahu apa itu waktu tetapi saat engkau bertanya kepadaku apa itu waktu sesungguhnya aku tidak tahu apa itu waktu ? Melalui Kitab Pengkhotbah 3:2-8, Kita dapat melihat satu poin apakah itu waktu ? Waktu adalah Kehidupan. Segala sesuatu waktunya. Ada waktu lahir, ada waktu meninggal, dsb. Realita kehidupan manusia seakan dibawa ke dalam filsafat thesis antitesis dari Hegel sehingga realita kehidupan manusia benar-benar mengenaskan karena mereka lahir untuk mati. Tidak sedikit keinginan manusia hendak berteriak ?cukup sudah aku hidup dalam dunia ini ! ? Tidak heran, majalah The Economist memberikan judul The End of the World dalam edisi tahun baru 2005, Tidak heran orang kristen lebih tertarik kepada Doctrine of Eschatology ketimbang belajar doktrin lainnya. Tidak heran, film Armageddon, Independence Day, A1;Artificial Intelligent, The Day After Tomorrow, dsb laku keras. Tidak heran, Francis Fukuyama menuliskan thesis End of History tahun 1992 yang tetap mengelegar sampai hari ini dalam dunia akademis sehingga mengundang kritik dari Derrida, Edward Said, Jurgen Moltmann, Samuel Hungtinton, dsb. Hidup manusia begitu menegangkan karena mereka berjerih lelah berusaha untuk hidup dalam bidang masing-masing tapi kesimpulan hidup mereka adalah capek, lelah !

Tahun 2004, banyak tokoh-tokoh yang saya kagumi meninggal dunia, Christopher Reeve ( Superman ) idola saya diwaktu kecil, Jonathan Chao ( how to bring reformed theology to china ), Ronald reagan ( dalam politik dan agama ), Edward Said ( Usiran Palestina yang berjuang demi tanah airnya), Susan Sontaq ( penulis esai-esai provokatif yang transparan ). Mereka dikagumi karena mereka telah mengerjakan sesuatu dalam hidupnya tetapi hasilnya apa ? toh mereka berjerih lelah untuk mati ? Saya percaya manusia menerima tantangan hidup bukan karena tantangan itu mengasyikkan tetapi mereka berharap dunia akan menjadi lebih baik dan meninggalkan sesuatu yang berguna bagi generasi penerus. Saya kita beberapa tokoh yang saya kagumi bukan orang kristen, pertanyaannya kenapa orang non kristen dapat dikagumi oleh orang kristen ? dimana orang kristen yang dapat dikagumi oleh non kristen ?

Sejujurnya saya harus kembali kepada poros definisi pekerjaan itu sendiri, bagaimana kekristenan memandang pekerjaan ? Katolik mempercayai pekerjaan sebagai suatu ?kutukan ?karena manusia telah jatuh ke dalam dosa maka pekerjaan secara otomatis melelahkan badan. Sebagai orang Reformed, saya kembali kepada Kejadian 1:28 dan 2:15. Inilah basis iman kita bahwa pekerjaan adalah tugas mulia untuk memuliakan nama Tuhan maka orang kristen diberikan pemahaman teologi yang unik dalam bekerja yaitu theology of enjoyment ( ayat 11 ). Enjoyment hanya dinikmati oleh manusia !

He make all things beautiful in His Time ( ayat 11 ). Allah adalah Sang Pencipta dan kita adalah manusia ciptaanNya dan kita diberikan ?infinity ?buat apa ? searching for meaning ?tapi manusia khan limited ? makanya manusia mesti searching for meaning of life and death-nya. Seringkali kita sudah tidak pusing mau hidup atau mati, itu pemikiran orang bodoh ! apakah mendekati kematian baru mau cari arti hidup itu apa ? Saat tsunami melanda Aceh, Sri Lanka, Thailand, India ?82000 korban meninggal dunia. Apa yang terpikir dalam benak kita ? saat para geologi menuliskan mengapa semuanya terjadi, itu karena pergeseran lempengan bumi di bawah dasar laut sehingga terjadi goncangan gempa yang besar dan terpadu dengan gelombang laut yang bergoyang maka jika tokoh etika bertanya ?hey teolog, orang kristen, filsuf ?jawab apa arti semuanya ini ! ? Bagaimana kita ? silent ? jika silent maka kita dianggap mengulangi sejarah gereja yang silent saat Nazi membunuh dan menganiaya jutaan kaum Yahudi di Jerman ?kenapa gereja silent pada saat itu? Salah satunya karena mereka menganggap itu adalah urusan politik, bukan urusan gereja. Apakah itu jawaban kita pada mereka ?

Theodicy berasal dari Theos = Allah dan Dikos = Adil yang artinya Sang Pencipta yang mengendalikan dan memakai sarana terbaik-Nya untuk mencapai tujuan-Nya, apa yang dipandang Allah tepat untuk dipakai ! Secara pemikiran manusia, cara kerja Allah sulit dipahami, itulah yang pernah dialami oleh Ayub, penderitaan yang ia alami diluar pemahaman dirinya tetapi ia searching for meaning ?ia bertanya kepada Allah tetapi tiada jawaban, Saat Yesus disalibkan ?Ia bertanya kepada Bapa di surga ?Allahku, Mengapa Engkau meninggalkan Aku ? tiada jawaban bagi-Nya ! Ayub berserah penuh ke dalam tangan Allah yang berdaulat karena Ia percaya Ia membuat segala sesuatunya indah pada waktu-Nya. Berbicara mengenai keadilan Allah, manusia memang telah berdosa karena manusia melawan Allah. Murka Allah bagaikan badai angin dan Amarah Allah bagaikan api yang menghanguskan. Maka teman-temanku ?belajarlah sesuatu dari apa yang terjadi di sekelilingmu, saat tragedi tsunami, terorisme, globalisasi ?carilah arti hidup dan matimu sehingga kita temukan enjoyment dalam Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya bagimu. ( Yohanes 10:10 )

Solideo Gloria
Daniel Santoso
Taipei, Taiwan

Tidak ada komentar: